https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/issue/feed JoMLaT (Journal of Medical Laboratory Technology) 2024-09-07T13:30:18+00:00 Safridha Kemala Putri jomlat.tlm@poltekkesaceh.ac.id Open Journal Systems <p style="text-align: justify;"><strong>JoMLaT (Journal of Medical Laboratory Technology)</strong> is a scientific journal that contains scientific articles related to the field of medical laboratory technology. The existence of this journal provides space for medical laboratory technology graduates, educational staff and lecturers to publish their scientific writing in more specific journals easily and sustainably. JoMLaT is a periodic scientific journal published twice a year (March and September) by the Medical Laboratory Technology Department of the Polytechnic of Health Ministry of Aceh. The aim of publishing this journal is to disseminate research results in the field of medical laboratories with a focus on the fields of microbiology, hematology, clinical chemistry, immunoserology, toxicology, cyto-histotechnology and other health fields related to medical laboratories.</p> https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/565 GAMBARAN HASIL NILAI LAJU ENDAP DARAH (LED) YANG SEGERA DIPERIKSA DAN DITUNDA 4 JAM DENGAN METODE WESTERGREEN 2024-04-25T13:07:17+00:00 Irwana Wahab sitiannisa.fainur@gmail.com Intan Shara Syafana irwanawahab1969@gmail.com Asri Jumadewi irwanawahab1969@gmail.com Rahmayanti Rahmayanti irwanawahab1969@gmail.com <p>Laju Endap Darah (LED) merupakan pemeriksaan darah yang menggambarkan kecepatan pengendapan eritrosit dalam plasma darah yang menggunakan antikoagulan Natrium sitrat 3,8 % dan dinyatakan dalam mm/jam. Hasil Laju Endap darah digunakan untuk memantau dan mengevaluasi tingkat patologi penyakit. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Laju Endap darah salah Satunya waktu pemeriksaan. Pemeriksaan Laju Endap Darah harus dikerjakan dalam rentang waktu 2-3 jam setelah pengambilan darah karena darah yang dibiarkan terlalu lama akan terjadi kelainan eritrosit yang akan mempengaruhi kecepatan pengendapan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil laju endap darah metode westergren yang segera diperiksa dan ditunda 4 jam. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif, yang dilakukan pada tanggal 3 s/ 6 juni 2022. Sampel dalam penelitian ini adalah 10 mahasiswi yang di ambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data diperoleh dari hasil pemeriksaan laju endap darah segera dan ditunda 4 jam menggunakan metode westregren. Data dianalisa dengan rumus persentase dan disajikan dalam bentuk tabel. Berdasarkan hasil penelitian Laju Endap Darah pada darah yang segera diperiksa dengan darah yang ditunda 4 jam 6 (60%) sampel hasil menurun, 4 (40%) sampel hasil tetap, dan rata-rata penurunan pada darah yang ditunda 4 jam yaitu 20%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tejadi penurunan hasil pada darah yang ditunda 4 jam, penurunan hasil akibat penundaan pemeriksaan dapat berakibat fatal pada diagnosis dokter pada pasien.</p> <p> </p> 2024-09-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Irwana Wahab, Intan Shara Syafana, Asri Jumadewi, Rahmayanti Rahmayanti https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/595 HITUNG SEL LIMFOSIT SEDIAAN SITOLOGI BAGI PENERIMA VAKSIN COVID-19 TAHAP DUA 2024-07-06T17:06:53+00:00 Annisa Haryana jomlat.tlmaceh@gmail.com Asri Jumadewi asrijumadewi@poltekkesaceh.ac.id Safridha Kemala Putri safridhakemalaputri@gmail.com Siti Hadijah jomlat.tlmaceh@gmail.com <p>Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2). Penyakit ini menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Upaya pemberian vaksin tahap satu dan dua dapat mengatasi penyebaran COVID-19, karena tubuh akan merespons dengan memproduksi limfosit T dan limfosit B yang spesifik untuk mengenali dan membentuk antibodi terhadap COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah sel limfosit pada responden yang sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 tahap dua. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium Hematologi Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Aceh. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling sebanyak 10 orang dengan kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan limfosit sebanyak 60%.</p> 2024-09-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Annisa Haryana, Asri Jumadewi, Safridha Kemala Putri, Siti Hadijah https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/596 PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP PROTEIN PADA SUSU 2024-07-07T02:23:44+00:00 Darmawati Darmawati darmawati0304@gmail.com Safridha Kemala Putri safridhakemalaputri@gmail.com Zuriani Rizki darmawati0304@gmail.com Yenni Yenni darmawati0304@gmail.com <p>Susu yang mengandung protein dapat rusak karena beberapa faktor salah satunya pemanasan.Pemanasan pada pengolahan susu dapat mengakibatkan kerusakan protein, sehingga ingin dilihat apakah proses pemanasan pada pengolahan susu kambing perah dapat mempengaruhi kadar protein yang terdapat pada susu kambing perah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein pada susu dengan pemanasan suhu yang berbeda.Rancangan penelitian ini dilakukan secara eksperimen untuk melihat kadar protein pada susu kambing perah yang diproduksi di Desa Limpok Lamnyong, Kabupaten Aceh Besar berdasarkan pemanasan suhu yang berbeda.Aceh.Populasi pada penelitian ini adalah susu kambing perah yang diproduksi di Desa Limpok Lamnyong Kabupaten Aceh Besar. Sampel pada penelitian ini adalah 250 ml susu kambing yang diambil di Desa Limpok Lamnyong Kabupaten Aceh Besar. Masing-masing sampel dipanaskan sebanyak 20 ml, kemudian diambil 10 ml untuk dilakukan analisa kadar protein. Untuk menentukan kadar protein pada sampel digunakan metode Kjeldahl. Hasil penelitian ini diperoleh kadar protein pada sampel : susu segar 2,233%, pada suhu 80 C dengan kadar protein 1,971%, pada suhu 95 C dengan kadar protein 1,945% dan pada suhu 105 C dengan kadar protein 1,907%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka kadar protein mengalami penurunan.</p> 2024-09-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Darmawati Darmawati, Safridha Kemala Putri, Zuriani Rizki, Yenni Yenni https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/592 IDENTIFIKASI FORMALIN PADA BABY CUMI (Loligo sp) KERING 2024-06-23T14:11:20+00:00 Safridha Kemala Putri safridhakemalaputri@gmail.com Rahmayanti Rahmayanti safridhakemalaputri@gmail.com Nikma Rizkani Muna safridhakemalaputri@gmail.com <p>Cumi (<em>Loligo sp</em>) diolah masyarakat menjadi cumi kering untuk menghindari pembusukan melalui proses pengawetan agar daya tahan cumi lebih lama. Salah satu pengolahan dan pengawetan yang dilarang yaitu pengawetan menggunakan formalin. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999 menyatakan bahwa formalin merupakan bahan pengawet yang dilarang untuk digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menyebabkan kerusakan pada saluran pencernaan, ginjal, hati dan paru-paru, bahkan dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan observasi langsung dtemukan ciri-ciri baby cumi <em>(Loligo sp</em>) kering yang tidak dihinggapi lalat, tidak berbau khas ikan asin dan dagingnya alot, sehingga dilakukan penelitian identifikasi formalin pada baby cumi (<em>Loligo sp</em>) di pasar tradisional kota Banda Aceh.Tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengawet formalin pada baby cumi (<em>Loligo sp</em>) di pasar tradisional kota Banda Aceh. Metode penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan uji kualitatif metode asam kromatophat. Hasil penelitian dari 7 sampel yang telah diuji dengan metode asam kromatophat menghasilkan warna dari bening menjadi ungu. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel baby cumi (<em>Loligo sp</em>) positif ditemukan adanya formalin.</p> 2024-09-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Nikma Rizkani Muna, Safridha Kemala Putri, Rahmayanti Rahmayanti https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/591 IDENTIFIKASI TELUR CACING SOIL TRANSMITTED HELMINTHS (STH) PADA KUKU TANGAN PENGRAJIN BATU BATA DI LAMPEUDAYA DARUSSALAM 2024-06-23T07:40:56+00:00 Syafira Salsabila safridhakemalaputri@gmail.com Zuriani Rizki safridhakemalaputri@gmail.com Safridha Kemala Putri safridhakemalaputri@gmail.com <p><em>Soil Transmitted Helminths</em> (STH) merupakan nematoda usus yang dalam siklus hidupnya untuk mencapai stadium infektif memerlukan tanah dengan kondisi tertentu. Spesies STH yang menginfeksi manusia terutama <em>Ascaris lumbricoides</em> (cacing gelang), <em>Trichuris trichiura</em> (cacing cambuk), <em>Necator americanus </em>dan <em>Ancylostoma duodenale</em> (cacing tambang). Pekerja yang berhubungan langsung dengan tanah khususnya pengrajin batu bata mempunyai peluang besar terinfeksi kecacingan. Berdasarkan fakta di daerah ini, para pengrajin batu bata di daerah tersebut masih sangat banyak yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pada kuku tangan pengrajin batu bata terdapat telur cacing <em>Soil Transmitted Helminths </em>(STH). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang dilakukan pada tanggal 25-28 Januari 2022. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Pengumpulan data diperoleh melalui pemeriksaan potongan kuku tangan dengan menggunakan metode sedimentasi terhadap 10 sampel. Data dianalisa dengan rumus frekuensi, lalu data disajikan dalam bentuk tabulasi. Berdasarkan hasil penelitian dari 10 sampel kuku tangan pengrajin batu bata di Lampeudaya Darussalam tahun 2022 ditemukan sebanyak 10% positif mengandung telur cacing STH yaitu dari spesies <em>Ascaris lumbricoides </em>dan 90% negatif STH. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 sampel (10%) mengandung telur cacing (STH) dan 9 sampel (90%) tidak mengandung telur cacing STH.</p> <p> </p> 2024-09-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Syafira Salsabila, Zuriani Rizki, Safridha Kemala Putri https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/714 UJI DAYA HAMBAT SABUN MINYAK JELANTAH BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L) TERHADAP Staphylococcus aureus 2024-09-06T09:23:36+00:00 Safridha Kemala Putri safridhakemalaputri@gmail.com Sulfiramita Sulfiramita safridhakemalaputri@gmail.com Erlinawati Erlinawati safridhakemalaputri@gmail.com <p>Used cooking oil is oil produced from leftover frying, the repeated use of used cooking oil has become a social dilemma in society besides not being good for health it can also pollute the environment, The use of used cooking oil as an ingredient in soap making can be one of the alternative choices. to protect the skin from bacterial infections is to use antibacterial soap, one of which is Telang flower (Clitoria ternatea L) which has long been used as a medicine and has been shown to contain alkaloid and flavonoid metabolites that have potential as antibacterials. Bacteria that often infect the skin are Staphylococcus aureus. The purpose of this study was to determine the inhibition of soap from used cooking oil with the addition of telang flower juice whether it can inhibit Staphyloccus aureus bacteria. The research method is experimental. Data were obtained by observing the results of research on the inhibition of used cooking oil soap with the addition of telang flower juice against the growth of Staphylococcus aureus bacteria. Data analysis by measuring the diameter of the inhibition zone of telang flower (Clitoria ternatea L) cooking oil soap against Staphylococcus aureus bacteria. This study shows the results that the inhibition test on used cooking oil soap without telang flower juice F0 inhibition test is o mm does not form an inhibition zone, and used cooking oil soap containing telang flowers (Clitorea ternatea L) at volumes Fl, F2 and F3 there is no inhibition zone of 0 mm included in the category (Resistant), while the positive control is amoxicillin the inhibition test is 18 mm (Sensitive), while NaCl 0.85% does not form an inhibition zone against Staphylococcus aureus bacteria. It can be concluded that the inhibition test of used cooking oil soap without bayang flower juice and used cooking oil soap containing bayang flower juice cannot inhibit Staphylococcus aureus bacteria because it is included in the resistant category.</p> 2024-09-06T00:00:00+00:00 Copyright (c) 2024 Safridha Kemala Putri, Sulfiramita Sulfiramita, Erlinawati Erlinawati