https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/issue/feedJoMLaT (Journal of Medical Laboratory Technology) 2025-05-27T15:01:34+00:00Safridha Kemala Putrijomlat.tlm@poltekkesaceh.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;"><strong>JoMLaT (Journal of Medical Laboratory Technology)</strong> is a scientific journal that contains scientific articles related to the field of medical laboratory technology. The existence of this journal provides space for medical laboratory technology graduates, educational staff and lecturers to publish their scientific writing in more specific journals easily and sustainably. JoMLaT is a periodic scientific journal published twice a year (March and September) by the Medical Laboratory Technology Department of the Polytechnic of Health Ministry of Aceh. The aim of publishing this journal is to disseminate research results in the field of medical laboratories with a focus on the fields of microbiology, hematology, clinical chemistry, immunoserology, toxicology, cyto-histotechnology and other health fields related to medical laboratories.</p>https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/889Pemanfaatan Air Perasan Limbah Kulit Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) pada Pemeriksaan Telur Cacing Ascaris lumbricoides 2025-05-26T14:51:51+00:00Zuriani Rizkizuriani.rizki@poltekkesaceh.ac.idRahmalisa Afridarizkirajul@gmail.comRahmayanti Rahmayantirizkirajul@gmail.comAsri Jumadewirizkirajul@gmail.comDarmawati Darmawatidarmawati0304@gmail.comSiti Hadijahrizkirajul@gmail.comSafridha Kemala Putrisafridhakemalaputri@gmail.comErlinawati Erlinawatirizkirajul@gmail.comFitriana Fitrianafitriyusza@gmail.comSafwan Safwansafwankumbang@gmail.com<p>Kecacingan merupakan masalah kesehatan umum di seluruh dunia, dan infeksi cacing biasanya terjadi di daerah subtropis dan tropis. Teknik pemeriksaan telur yang paling sederhana adalah metode natif, yaitu menggunakan reagen eosin 2% Reagen eosin 2% relatif mahal dari segi ekonomi dan eosin merupakan bahan kimia yang tidak ramah lingkungan, maka perlu dikembangkan metode yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau dengan menggunakan bahan alami, antosianin yang terkandung pada kulit dan umbi ubi ungu berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah air perasan limbah kulit ubi jalar ungu <em>(</em><em>I</em><em>pomoea batatas </em>L<em>)</em> dapat digunakan sebagai pewarna alami pada pemerikasaan telur cacing <em>Ascaris lumbricoides</em><em>.</em> Penelitian ini dilaksanakan pada April 2024 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan D III Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kemenkes Aceh. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan air perasan kulit ubi jalar ungu <em>(</em><em>I</em><em>pomoea batatas </em>L<em>)</em> sebagai pewarna alami pada pemeriksaan telur cacing <em>Ascaris lumbricoides</em>. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa struktur kulit dan isi telur dapat dilihat dengan jelas pada sediaan telur cacing <em>Ascaris lumbricoides</em> dengan menggunakan pewarnaan alami air perasan limbah kulit ubi jalar ungu <em>(Ipomoea batatas</em> L).</p>2025-05-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Zuriani Rizki, Rahmalisa Afrida, Rahmayanti Rahmayanti, Asri Jumadewi, Darmawati Darmawati, Siti Hadijah, Safridha Kemala Putri, Erlinawati Erlinawati, Fitriana Fitriana, Safwan Safwanhttps://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/836Efektifitas Ampas Tebu (Saccharum Officinarum) Dalam Menurunkan Angka Peroksida Pada Minyak Jelantah Pedagang Gorengan Di Banda Aceh2025-03-24T03:33:43+00:00Darmawati Darmawatidarmawati0304@gmail.comFarah Fajarnadarmawati0304@gmail.comSafridha Kemala Putrisafridhakemalaputri@gmail.com<p>Minyak goreng yang dipakai berulang kali yang dinamakan minyak jelantah dan mengalami proses pemanasan yang berlebihan menyebabkan menurunnya mutu minyak goreng, yang ditandai dengan meningkatnya angka peroksida pada minyak. Peningkatan mutu minyak goreng dapat dilakukan kembali dengan penambahan arang aktif yang terbuat dari ampas tebu karena mengandung karbon yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan arang aktif ampas tebu terhadap penurunan bilangan peroksida. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan populasi minyak jelantah dari pedagang gorengan yang ada di Banda Aceh. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Iodometri maka diperoleh hasil untuk penambahan arang aktif ampas tebu sebanyak 1% menurunkan angka peroksida sebesar 3,597 meq O<sub>2</sub>/100 gr (40%), penambahan arang aktif ampas tebu 2% menghasilkan penurunan sebesar 1,417 meq O<sub>2</sub>/100 gr (76,36%), dan penambahan arang aktif ampas tebu 3% menghasilkan penurunan yaitu 1,253 meq O<sub>2</sub>/100 gr (79,09%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penambahan arang aktif ampas tebu dapat menurunkan kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah.</p>2025-05-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Darmawati Darmawati, Farah Fajarna, Safridha Kemala Putrihttps://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/891Pengaruh Penundaan Pemeriksaan Widal Metode Slide Pada Pasien Demam Tifoid2025-05-27T08:25:15+00:00Putri Alkiswar Swyantiasyan2017@gmail.comRahmayanti Rahmayantiyantiasyan2017@gmail.comErlinawati Erlinawatiyantiasyan2017@gmail.com<p>Demam tifoid di negara berkembang diperkirakan sekitar 150 kasus perjuta populasi 1 tahun di Amerika Latin dan 1.000 kasus perjuta populasi pertahun dibeberapa negara Asia. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menahun yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak merupakan paling rentan terkena demam tifoid. Walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insiden demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 3-9 tahun. Morbilitas di seluruh dunia, setidaknya 17 juta kasus baru dan hingga 600 ribu kematian dilaporkan tiap tahunnya, perlakuan sampel serum perlu diperhatikan, khususnya apabila sampel tidak langsung diperiksa (penundaan) karena serum sangat rentan terhadap suhu (panas). Penyimpanan serum yang mengandung sel darah dapat mempengarugi hasil. Hal ini karena adanya sel darah hemolisis selama penyimpanan mencemari serum dan mempengaruhi pembacaan hasil. Untuk melihat pengaruh serum pemeriksaan widal yang ditunda selama 8 jam dengan metode slide. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu untuk memperoleh gambaran hasil pemeriksaan widal slide menggunakan serum yang ditunda sealam 8 jam dan diperiksa secara langsung pada pasien demam tifoid di laboratorium kesehatan daerah Aceh (Labkesda). pemeriksaan yang dilakukan terhadap 4 orang sebagai sampel memperoleh hasil pemeriksaan adalah positif dengan titer tertinggi yaitu 1/80 dan terdapat 1 orang dengan titer 1/40. Pada hasil penelitian ini diperoleh hasil yang menunjukkan keseluruhan sampel adalah positif demam tifoid. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan hasil tidak adanya perubahan pada serum yang dari keempat sampel demam tifoid.</p>2025-05-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Putri Alkiswar Sw, Rahmayanti Rahmayanti, Erlinawati Erlinawatihttps://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/838Analisa MPN Coliform Jamu Keliling yang dijual di Seputaran Gampong Beurawe Kota Banda Aceh2025-03-24T04:58:25+00:00Desi Nadia Putrifitriyusza@gmail.comFitriana Fitrianafitriyusza@gmail.comDarmawati Darmawatidarmawati0304@gmail.com<p>Jamu adalah ramuan tradisional yang dibuat dengan menggunakan tanaman herbal yang bermanfaat sebagai obat. Tanaman ini digunakan untuk membantu mengurangi penyakit dan menjaga kesehatan tubuh. Konsumsi jamu terus-menerus dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit. Proses pembuatan yang masih menggunakan peralatan manual dan tradisional serta kurangnya perhatian terhadap kebersihan menjadi salah satu faktor penyebab terkontaminasinya jamu dengan bakteri. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri <em>Coliform</em> pada jamu keliling yang di jual seputaran Gampong Beurawe.Metode penelitian adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jamu keliling yang di dijual seputaran Gampong Beurawe Kota Banda Aceh memenuhi syarat batasan maksimum cemaran yang ditetapkan dan untuk mengetahui <em>Coliform </em>pada jamu yang dijual keliling seputaran Gampong Beurawe. Hasil pemeriksaan MPN <em>Coliform </em>pada jamu keliling yang dijual seputaran Gampong Beurawe, pemeriksaan MPN <em>Coliform </em>untuk sampel jamu A, didapati bakteri pada percobaan sebanyak 10/100 ml sampel. Untuk sampel jamu B pada percobaan ini terjadi kontaminasi didapati<u> ></u>979/100 ml sampel. Untuk sampel C terjadi kontaminasi didapati pada percobaan ini <u>></u>979/100 ml sampel. Dari 3 jamu keliling yang dijual diseputaran gampong Beurawe, Hasil pemeriksaan bakteri <em>Coliform</em> pada sampel jamu gendong beras kencur yaitu 100% positif mengandung bakteri <em>Coliform</em>, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel jamu keliling yang dijual seputaran gampong beurawe tercemar oleh bakteri <em>Coliform</em>. Kualitas jamu yang dijual seputaran Gampong Beurawe Kota Banda Aceh pada sampel A, B dan C, tidak memenuhi persayaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang tentang persyaratan kualitas air minum.</p>2025-05-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Desi Nadia Putri, Fitriana Fitriana, Darmawati Darmawatihttps://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/893Uji Pertumbuhan Jamur Candida albicans Pada Media Alternatif Air Rebusan Daging Buah Sukun (Artocarpus altilis)2025-05-27T13:42:55+00:00Syarifah Wahyuni Al Syariefsyarifahayuwahyuni@gmail.comSafridha Kemala Putrisafridhakemalaputri@gmail.comMurniati Murniatisyarifahayuwahyuni@gmail.com<p>Pertumbuhan <em>Candida albicans </em>memerlukan media pertumbuhan yang sesuai dengan syarat pertumbuhannya dan harus mengandung beberapa unsur yang dibutuhkan seperti Karbon, Nitrogen, Mineral berupa Kalsium dan Fosfor. Air nira merupakan cairan yang mengandung karbohidrat 10-15 % dan beberapa nutrisi lainya seperti protein, mineral, air dan lemak. Nutrisi yang kompleks pada air nira sangat cocok dijadikan media alternatif untuk pertumbuhan jamur <em>Candida albicans. </em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah air nira dapat menjadi media alternatif untuk pertumbuhan <em>Candida albicans. </em>Metode yang digunakan yaitu eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah air nira segar. Berdasarkan pemeriksaan makroskopis dari observasi harian dijumpai adanya pertumbuhan jamur <em>Candida albicans </em>dengan ciri- ciri koloni <em>yeast-like</em>, bulat, permukaan cembung, berwarna <em>opaque </em>dan berbau khas ragi, sedangkan pemeriksan secara mikroskopis dan uji <em>germ tube </em>dijumpai adanya spora yang bertunas dan memiliki pseudohifa, sehingga dari hasil penelitian ini air nira dapat dijadikan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan jamur <em>Candida albicans</em></p>2025-05-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Syarifah Wahyuni Al Syarief, Safridha Kemala Putri, Murniati Murniatihttps://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/894Potensi Perasan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Sebagai Antikoagulan Alami2025-05-27T14:50:11+00:00Nurul A’lasafridhakemalaputri@gmail.comSafridha Kemala Putrisafridhakemalaputri@gmail.comIrwana Wahabsafridhakemalaputri@gmail.comSafwan Safwansafwankumbang@gmail.com<p>Pada pemeriksaan hematologi memerlukan antikoagulan agar spesimen darah tidak membeku diluar tubuh. Antikoagulan yang disarankan untuk pemeriksaan hematologi adalah EDTA (<em>Ethylene Diamine Tetraacetic Acid</em>). Antikoagulan juga memiliki kekurangan yaitu cepat rusak, habis atau bahkan kadaluarsa sehingga harus ditemukan adanya alternatif antikoagulan dari bahan alami. Daun sirih hijau (<em>Piper betle L.</em>) mengandung senyawa metabolit sekunder barupa saponin, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, tannin. Senyawa flavonoid dapat berpotensi sebagai antikoagulan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bahwa perasan daun sirih hijau dapat dijadikan sebagai antikoagulan alami. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan mencampurkan spesimen darah dan perasan daun sirih hijau dengan volume tertentu menggunakan metode Lee and White (<em>Clotting time</em>) dan EDTA sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan dengan volume 400 µl dan 500 µl tidak terjadi pembekuan, sedangkan perasan dengan volume 300 µl terjadi pembekuan.</p>2025-05-27T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 Nurul A’la, Safridha Kemala Putri, Irwana Wahab, Safwan Safwan