Overview of Knowledge about the Causes of Halitosis and Its Treatment in Society (Literature Review Study)
Kata Kunci:
Halitosis, OHI-S, Oral HygieneAbstrak
Halitosis is an oral health condition characterized by continuous unpleasant breath odour. The causes of halitosis can be of both intraoral and extraoral origin. Public knowledge about halitosis is needed because it can help in preventing and dealing with halitosis. The purpose of this study is to find out an overview of public knowledge about the causes and treatment of halitosis. This research uses the literature study method, namely the method of collecting library data, reading and recording, and managing research materials. Based on the results of literature reviews in 8 journals, it can be concluded that the picture of knowledge about halitosis and its treatment in the community is relatively moderate. People know that halitosis is a poor oral health condition characterized by an unpleasant breath odour. People know that halitosis comes from poor oral hygiene as well as systemic diseases, halitosis can be treated by brushing your teeth, consuming fresh fruit and using mouthwash.
Referensi
Sumantri Dedi, dkk (2021). “Pengaruh Akumulasi Plak Gigi Dengan Perbandingan Metode Pengunyahan Permen Karet xylitol dan Berkumur Teh Hijau”. Materian Kedokteran Gigi, 174-180
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2018. Tersedia pada: http://litbang.depkes.go.id/
Sukamto, 2019, Hubungan perilaku pemeliharaan Kesehatan gigi dan mulut terhadap karies pada anak. Jurnal Ilmiah Kesehatan Iqra 9(1): 17-21.
Sari, I.P.S. 2019 Pengaruh obat kumur beralkohol dan tidak beralkohol pada perubahan lingkungan mulut perempuan (pH Saliva, Indeks plak dan Halitosis). Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara.
Husna, A.H., Abral. 2018. Efektifitas obat kumur dalam menghilangkan bau mulut (halitosis) pada perokok aktif. Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Pontianak.
Mahesarani, T. 2010. Obat Kumur Murah dan Baik. (http://m.tnol.co.id, diakses 20 Maret 2012)
Baskara, I.D.M.B.P., Susanti, D.N.A., Giri, R.K. 2019. Perbandingan evektifitas permen karet yang mengandung ekstrak the hijau “camelia sinesis” dengan permen karet yang mengandung xylitol terhadap penurunan tingkat halitosis pada mahasiswa di Universitas Udayana. Bali Dental Jurnal 3(2): 59-63.
Pangesti, A.D., Susanti, D.N.A., Kusumadewi, S., 2018. Perbedaan obat kumur yang mengandung chlorhexidine danessential oils terhadap penurunan tingkat halitosis. Bali Dental Journal 2(1): 49-53.
Sinaga, A. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Mencegah Karies Gigi Anak di Puskesmas Babakan Sari Bandung. Jurnal Darma Agung:(21);1-10.
Budiharto. 2010. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC. Edisi II hal 7
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian dan Kesehatan. Sagung Seto
Notoadmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Prilaku Kesehatan. Rineka
Notoatmodjo, S. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Colak H, dkk 2013. Halitosis from diagnosis to management. J Nat Sc Biol Med 4(1): 14-23.
Gani DR, dkk 2012. Halitosis, diagnosis and management in daily practice Dentist stance. J Dent Med Sci. 2(2): 34-7.
Ghapanchi J, dkk 2012. Prevalence and cause‘s of bad breath in patients attended Shiraz dentistry school A cross sectional study. Assessment 19(20): 21.
Fitriani. 2005. Cara Cepat Mengatasi Bau Mulut. (http://i-tbi.org, diakses 11 September 2022)
Pangesti, A. D., Susanti, D. N. A., & Kusumadewi, S. (2018). Perbedaan efektivitas obat kumur yang mengandung chlorhexidine dan essential oils terhadap penurunan tingkat halitosis. Bali Dental Journal, 2(1), 49-53.
Ramadhani, M.R. 2019. Hubungan kadar volatile sulfur compound (VSC), laju alir, dan pH saliva terhadap kejadian halitosis pada Wanita menopause. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatra Utara.
Van den VS, dkk (2007). Halitosis associated volatiles in breath of healthy subjects. J Chromatography B 853: 54-61.
Ratmini, N.K.R. 2018. Bau mulut (Halitosis). Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Denpasar.
Andriani., Wilis, R. 2018. Efektifitas mengkomsumsi jus apel dibandingkan dengan mengkomsumsi jambu biji terhadap penurunan tingkat halitosis. Jurnal AcTion 3(2): 164-171.
Robbihi, H.I. 2020. Kajian manfaat kemangi (ocimum basilicum) terhadap halitosis. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi 1(1).
Pavithra RS, dkk 2015. “Oral malodor-A cause or disease in humans”. E-Midas. 2(4): 1-23.
Tamara, 2019. Penyebab nafas tidak segar. (close-up.com/id/artikel.html, diakses pada 18 Februari 2021 pukul 19.27).
Joanna N.S. 2022 Penilaian hasil pelatihan mengenal penyebab halitosis dan pencegahannya dengan pemeliharaan kesehatan gigi mulut pada warga apartemen french walk, Jakarta Utara. Jurnal Abdimas Kesehatan Terpadu 1(1): 1-7
Christy M, 2018. Gambaran pengetahuan tentang halitosis pada buruh di Pelabuhan manado Jurnal e-GiGi (Eg) 3(1): 25-31
Van B.G. 2018 Prevelensi, pengetahuan, dan persepsi halitosis pada mahasiswa kepaniteran gigi USU Medan. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Ade, M., & La Patilaiya, H. (2018). Studi tentang kebiasaan masyarakat mengkonsumsi buah pinang dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut di desa fulai tahun 2017. JURNAL SERAMBI SEHAT, 11(2), 1-5.
Silalahi, M. (2020). Manfaat Dan Toksisitas Pinang (Areca Catechu) Dalam Kesehatan Manusia. Jurnal Kesehatan Bina Generasi, 11(2), 26-31.
Alwinda P, dkk (2019) Pengetahuan penanganan halitosis dalam masalah Kesehatan mulut. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
Berardi R, dkk (2006) Handbook of Nonprescription Drugs an Interactive Approach to Self-Care, American Pharmacist Association, Wasington D: 4-6.
Novianti PT, dkk (2020). Hubungan tingkat pengetahuan dengan penyakit gigi dan mulut pada santri di pesantren Manarul Huda Bandun” Medical Science. 2(1): 1099-1105.
Rompis K, Wowor VNS, Pengemanan DHC. (2019). Tingkat pengetahuan bahaya merokok bagi kesehatan gigi mulut pada siswa SMK Negeri 8 Manado. E-CliniC. 7(2): 98-102
Dinisya Camila, dkk (2020) Pengaruh Perilaku dan Tingkat Pengetahuan Tentang Kerbersihan Gigi Mulut Terhadap Terjadinya Halitosis Pada Mahasiswa Prima Journal Of Oral and Dental Sciences 3(2): 44-49
Arisman. 2009. Gizi dalam DAUR KEHIDUPAN. ECG.
Rizki F.B. 2022 Tingkat pengetahuan pasien yang berkunjung ke puskesmas rantauprapat terhadap halitosis. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Simaremare, S. A. (2018). Pengetahuan Anak Tentang Menyikat Gigi Yang Baik Terhadap Halitosis Pada Siswa-Siswi Kelas IV SD Swasta St. Ignatius Medan Johor. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 12(1), 50-53.
Sumantri, D., & Syafitri, F. U. (2013). Pengurangan akumulasi plak gigi dengan membandingkan metode mengunyah permen karet xylitol dan berkumur teh hijau. Jurnal Material Kedokteran Gigi, 2(2), 174-180.
Hidayat, N. P., Maulida, M., & Marlia, L. (2022). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Penyakit Gigi dan Mulut pada Santri di Pesantren Manarul Huda Bandung. In Bandung Conference Series: Medical Science, 2(1), 1099-1105.
Depkes RI, 2018. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat. Direktorat Pelayanan Medik Jakarta.
Mubarak, W.I, Nurul, C., Khoirul, R. dan S. (2007), Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 Zulkarnain, Nur Fatimatul Usra; Hadijah Alimuddin, Aisyah AR
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.