PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP PROTEIN PADA SUSU

Authors

  • Darmawati Darmawati Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Safridha Kemala Putri Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Zuriani Rizki Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Yenni Yenni Poltekkes Kemenkes Aceh

Keywords:

Metode Kjeldahl, Kadar Protein, Susu

Abstract

Susu yang mengandung protein dapat rusak karena beberapa faktor salah satunya pemanasan.Pemanasan pada pengolahan susu dapat mengakibatkan kerusakan protein, sehingga ingin dilihat apakah proses pemanasan pada pengolahan susu kambing perah dapat mempengaruhi kadar protein yang terdapat pada susu kambing perah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein pada susu dengan pemanasan suhu yang berbeda.Rancangan penelitian ini dilakukan secara eksperimen untuk melihat kadar protein pada susu kambing perah yang diproduksi di Desa Limpok Lamnyong, Kabupaten Aceh Besar berdasarkan pemanasan suhu yang berbeda.Aceh.Populasi pada penelitian ini adalah susu kambing perah yang diproduksi di Desa Limpok Lamnyong Kabupaten Aceh Besar. Sampel pada penelitian ini adalah 250 ml susu kambing yang diambil di Desa Limpok Lamnyong Kabupaten Aceh Besar. Masing-masing sampel dipanaskan sebanyak 20 ml, kemudian diambil 10 ml untuk dilakukan analisa kadar protein. Untuk menentukan kadar protein  pada sampel digunakan metode Kjeldahl. Hasil penelitian ini diperoleh kadar protein pada sampel : susu segar 2,233%, pada suhu 80 C dengan kadar protein 1,971%, pada suhu 95 C dengan kadar protein 1,945% dan pada suhu 105 C dengan kadar protein 1,907%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka kadar protein mengalami penurunan.

References

Asmaq, N., & Marisa, J. (2020). Karakteristik fisik dan organoleptik susu segar di Medan Sunggal. Indonesian Journal of Animal Science, 22(2).

Audihani, A. L., Astuti, A. P., & Maharani, E. T. W. (2020). Perbedaan kandungan protein dan laktosa pada ASI dan susu formula (usia 06 bulan). Edusaintek, 4.

Hariono, B., Erawantini, F., Budiprasojo, A., & Puspitasari, T. D. (2021). Perbedaan nilai gizi susu sapi setelah pasteurisasi non termal dengan HPEF (High Pulsed Electric Field). AcTion: Aceh Nutrition Journal, 6(2), 207. https://doi.org/10.30867/action.v6i2.531

Jauhari, M. T., Santoso, S., & Anantanyu, S. (2019). Asupan protein dan kalsium serta aktivitas fisik pada anak usia sekolah dasar. Lmu Gizi Indonesia, 2(2).

Kurnianto, M. F., Wijaya, R., NY, S. O., Hariono, B., & Brilliantina, A. (2021). Inovasi teknologi sterilisasi ozon sebagai upaya menghilangkan bau amis susu sapi di peternak rakyat Desa Kemuning. Prosiding Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif.

Pertiwi, Y., Irmansyah, I., Juansah, J., & Rahmat, M. (2021). Uji paparan medan listrik bertegangan rendah terhadap kadar protein dan lemak susu sapi segar. Gorontalo Agriculture Technology Journal, 3(1).

Prasetyo, M. S., Akbar, A., & Istiqlaliyah, H. (2020). Analisa Heat Transfer Alat Pasteurisasi Susu. Jurnal Mesin Nusantara, 3(1), 1–8. https://doi.org/10.29407/jmn.v3i1.14217

Putranto, A. W., Priyanto, A. D., Estiasih, T., Widyasari, W., & Sanjaya, Y. A. (2022). Optimasi waktu pemanasan awal dan waktu pasteurisasi PEF terhadap asam lemak bebas, vitamin C, dan pH pada pengolahan susu. Agrointek : Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 16(3), 355–366. https://doi.org/10.21107/agrointek.v16i3.13173

Putri, S. K. (2022). Analisa Volumetri (Darmawati (ed.); 1st ed., Vol. 1). Prodi D III Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Aceh.

Salsabila, M. (2019). Medan Listrik Berpulsa untuk Menghambat Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi pada Susu Sapi Murni. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Published

2024-09-06

How to Cite

Darmawati, D., Putri, S. K., Rizki, Z. ., & Yenni, Y. (2024). PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP PROTEIN PADA SUSU. JoMLaT (Journal of Medical Laboratory Technology), 1(2), 13–18. Retrieved from https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/jomlat/article/view/596

Issue

Section

Articles