Penerapan Metode Menyusui Lebih Efektif Dibandingkan Metode Kangguru Dalam Meringankan Nyeri Saat Penyuntikan Imunisasi DPT I Pada Bayi

Authors

  • Yusnaini Yusnaini Dosen Prodi D IV Kebidanan Banda Aceh, Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Nisa Khairina Mahasiswi Prodi D-IV Kebidanan Banda Aceh, Poltekkes Kemenkes Aceh
  • Lia Lajuna Dosen Prodi D IV Kebidanan Banda Aceh, Poltekkes Kemenkes Aceh

Keywords:

Imunisasi DPT 1, , Intensitas Nyeri, , Metode kangguru,, Metode Menyusui

Abstract

Pada tahun 2017, diperkirakan 19,9 juta bayi di seluruh dunia tidak terjangkau oleh layanan imunisasi rutin seperti 3 dosis vaksin DPT. Khususnya pencapaian program imunisasi di Puskesmas perawatan Ingin Jaya pada tahun 2017 adalah BCG sebanyak 618 (86,07%) dari target 95%, DPTHB1 sebanyak 605 (84,26%) dari target 90%, DPTHB 3 sebanyak 535 (90%) dari target 95%, Polio sebanyak 551 (92,917%) dari target 95% dan Campak sebanyak 578 (97,47%) dari target 95%. Cakupan desa UCI adalah 39 desa (78%) dari target 90%.  Dari capaian tersebut masih banyak ibu-ibu yang berada di wilayah kerja Ingin Jaya yang tidak memberikan imunisasi kepada bayinya dengan berbagai alasan, salah satunya dikarenakan rasa nyeri yang ditimbulkan dari penyuntikkan imunisasi. Untuk melihat efektivitas Metode Kangguru dan Menyusui terhadap Intensitas Nyeri saat Imunisasi DPT 1 pada Bayi di wilayah kerja Puskesmas Ingin Jaya. Penelitian ini menggunakan metode pre–Experimental Design atau Quasy-Eksperimental Design dengan Post test only design with non-equivalent group dengan subjek penelitian yang dipilih adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil uji statistic menggunakan U Mann Whitney menunjukkan ada perbedaan yang signifikan nyeri saat imunisasi pada kelompok metode kangguru dan kelompok metode menyusui. Metode menyusui lebih efektif dibandingkan metode kangguru dalam mengatasi rasa nyeri saat Imunisasi DPT1 pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Ingin Jaya.

References

World Health Organization. World Immunization Week essentials. Diakses dari: http://www.who.int/campaigns/immunization- week/2018/campaign-essentials/en/ pada tanggal 20 september 2018.

Direktorat Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI. Capaian Indikator Program Imunisasi tahun 2015-2017.

Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), 2012. Angka Kematian Bayi. Diakses pada 08 Agustus 2018.

Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri,

Hardianti, Dian Nur. 2015. Imunisasi. Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Pusat Pendidikan Pelatihan Tenaga Kerja.

Wong, Donna L. et all. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pedriatik. Cetakan pertama. Jakarta : EGC.

Campbell - Yeo et al. 2013. Trial of Repeated Analgesik with Kangaroo Mother Care (Trakc Trial). BMC Pediatrics

Kaur, G.J ., and Arora, D.S., 2009, Natebacterial and Phytochemical Screenning of Anethum graveolens, Foeniculum vulgure and Trachyspermum Ammi, Research article BMC Complementary and Alternative Medicine.

Wati Dyah Kanya, dkk. 2007. Pengaruh menyusui, glukosa 40% dan memeluk bayi terhadap Respon Nyeri pada Bayi Cukup Bulan (Suatu Uji Klinis). Sari Pediatri Vol.9, No. 3, Oktober 2007.

Profil Puskesmas Ingin Jaya. Studi pendahuluan pada tanggal 24 Oktober 2018.

Downloads

Published

01-03-2023

How to Cite

Yusnaini, Y., Khairina, N., & Lajuna, L. (2023). Penerapan Metode Menyusui Lebih Efektif Dibandingkan Metode Kangguru Dalam Meringankan Nyeri Saat Penyuntikan Imunisasi DPT I Pada Bayi . NASUWAKES: Jurnal Kesehatan Ilmiah, 13(1), 37–44. Retrieved from https://journal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/nasuwakes/article/view/286

Issue

Section

Original research